16 Nov 2024, 05:00

Cara Peretas Menargetkan Jaringan yang Kurang Aman

Dalam era digital yang semakin maju, ancaman terhadap keamanan jaringan perusahaan menjadi semakin nyata. Peretas selalu mencari jaringan yang kurang aman untuk mendapatkan akses tidak sah ke data sensitif, merusak sistem, atau bahkan mencuri informasi penting. Memahami bagaimana peretas menargetkan jaringan yang kurang aman dapat membantu perusahaan untuk mengambil tindakan pencegahan yang lebih efektif. Berikut adalah beberapa cara yang sering digunakan peretas untuk menyerang jaringan yang lemah.

1. Memanfaatkan Kerentanan Sistem yang Tidak Terupdate

Sistem yang tidak diperbarui menjadi target utama bagi peretas. Pembaruan perangkat lunak sering kali menyertakan perbaikan untuk kerentanan keamanan yang ditemukan. Namun, ketika perusahaan mengabaikan pembaruan tersebut, celah keamanan tetap terbuka dan rentan untuk dimanfaatkan oleh peretas. Mereka bisa memasuki jaringan melalui sistem yang kedaluwarsa, memanfaatkan kelemahan yang seharusnya sudah diperbaiki oleh vendor perangkat lunak.

2. Menggunakan Serangan Phishing untuk Mencuri Kredensial

Phishing adalah salah satu metode paling umum yang digunakan peretas untuk mengelabui karyawan agar memberikan informasi login atau mengunduh malware. Dalam serangan phishing, peretas mengirim email yang tampak resmi untuk mengelabui karyawan agar mengklik tautan yang mencurigakan. Begitu karyawan masuk atau mendownload lampiran tersebut, peretas dapat memperoleh akses ke akun perusahaan atau menginfeksi jaringan dengan malware. Perusahaan yang tidak mendidik karyawan tentang bahaya phishing berisiko tinggi menjadi korban serangan ini.

3. Mengakses Jaringan melalui Perangkat IoT yang Tidak Aman

Banyak perusahaan menggunakan perangkat Internet of Things (IoT) untuk mendukung operasional bisnis. Namun, perangkat IoT sering kali memiliki keamanan yang lebih lemah dibandingkan dengan perangkat jaringan utama. Peretas memanfaatkan kelemahan ini untuk masuk ke dalam jaringan perusahaan. Misalnya, printer atau kamera keamanan yang terhubung ke internet tanpa pengamanan yang memadai bisa menjadi pintu masuk bagi peretas. Sekali mereka masuk melalui perangkat ini, mereka dapat menjelajahi jaringan lebih dalam dan mengakses data lainnya.

4. Menyerang dengan Serangan Brute Force pada Kata Sandi yang Lemah

Peretas sering menggunakan serangan brute force, di mana mereka mencoba berbagai kombinasi kata sandi hingga menemukan yang benar. Jaringan yang tidak memiliki kebijakan kata sandi yang ketat rentan terhadap serangan ini, terutama jika karyawan menggunakan kata sandi yang sederhana atau sering digunakan ulang. Ketika peretas berhasil menebak kata sandi, mereka dapat mengakses data penting dan bahkan menyebarkan malware di dalam jaringan.

5. Memanfaatkan Kurangnya Firewall atau Sistem Keamanan Lainnya

Tanpa proteksi firewall yang memadai, jaringan perusahaan menjadi rentan terhadap serangan langsung. Firewall berfungsi sebagai pelindung yang menghalangi akses yang tidak sah ke jaringan. Jaringan yang tidak dilengkapi dengan firewall berkualitas seperti ET Firewall dari Thrive sangat mudah untuk ditembus peretas. Mereka dapat dengan mudah mengeksploitasi jaringan yang tidak terlindungi ini untuk melakukan serangan lebih lanjut.

Memahami cara peretas bekerja adalah langkah pertama dalam melindungi jaringan perusahaan dari ancaman siber. Thrive hadir sebagai solusi keamanan yang dapat membantu perusahaan Anda dalam menghadapi risiko ini. Dengan teknologi canggih, Thrive menyediakan ET Firewall dan layanan keamanan jaringan lainnya untuk menjaga sistem Anda dari serangan peretas.

Lindungi jaringan perusahaan Anda sekarang juga! Hubungi Thrive untuk solusi keamanan menyeluruh yang akan melindungi data dan sistem perusahaan Anda dari ancaman siber yang terus berkembang.

Dapatkan Konsultasi Gratis

Diskusikan sekarang juga kebutuhan IT perusahaan anda dengan customer support kami di
+62 822 9998 8870